Phising – Cara Terhindar Dari Modus Penipuan Cyber

Photo of author

Pintar Peluang

Mengenal Apa Itu Phising…

Phishing adalah suatu bentuk penipuan daring yang dilakukan oleh para penjahat cyber dengan tujuan untuk mencuri informasi pribadi, seperti kata sandi, nomor rekening bank, atau informasi kartu kredit dari korban. Para pelaku phising umumnya menyamar sebagai entitas atau perusahaan yang terpercaya, seperti bank, layanan email, atau situs web e-commerce, dan mereka akan mengirimkan pesan atau email palsu kepada korban dengan tujuan untuk memancing korban agar memberikan informasi pribadi mereka.

Metode yang umum digunakan dalam phising pun beragam. Ada penipuan dengan metode mengirimkan email atau pesan teks yang terlihat seperti berasal dari perusahaan yang sah, dengan tautan yang mengarah ke situs web palsu yang mirip dengan situs web asli. Ketika korban mengklik tautan tersebut dan memasukkan informasi pribadi mereka, para pelaku phising akan mencuri informasi tersebut dan dapat menggunakannya untuk melakukan penipuan atau pencurian identitas. Ada pula penipuan berkedok aplikasi berhadiah atau bahkan penipuan maintenance aplikasi bank via whatsapp.

Untuk menghindari phising, penting untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap pesan yang mencurigakan, tidak memberikan informasi pribadi melalui email atau pesan yang tidak diinisiasi sendiri, serta memeriksa URL atau tautan yang tercantum dalam pesan sebelum mengkliknya.

Target Penipuan Hacker Phising

Target penipuan phishing bisa mencakup siapa saja yang menggunakan internet dan memiliki akun online. Namun, beberapa target umum dari penipuan phishing meliputi:

  1. Pengguna perbankan online: Penjahat cyber sering kali mencoba mencuri informasi login, nomor rekening, dan kata sandi dari pengguna perbankan online untuk mengakses dan mencuri dana dari akun mereka.
  2. Pengguna layanan email: Phisher dapat mengirim email palsu yang terlihat seperti berasal dari penyedia layanan email, seperti Gmail atau Yahoo, dengan tujuan untuk mencuri informasi login dan mengakses akun email korban.
  3. Pengguna media sosial: Phisher dapat mencoba mencuri informasi login dan kata sandi dari akun media sosial, seperti Facebook atau Instagram, untuk mengakses dan mengendalikan akun tersebut atau mengumpulkan informasi pribadi korban.
  4. Pengguna situs web e-commerce: Penjahat cyber dapat mencoba mencuri informasi kartu kredit atau rincian pembayaran dari pengguna situs web e-commerce populer, seperti Amazon atau eBay, untuk melakukan transaksi yang tidak sah atau pencurian identitas.
  5. Karyawan perusahaan: Phisher bisa menyamar sebagai atasan atau rekan kerja dalam upaya untuk mencuri informasi rahasia perusahaan atau data sensitif dari karyawan, seperti informasi keuangan atau rincian pelanggan.

Penting untuk diingat bahwa siapa pun dapat menjadi target penipuan phishing. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati, waspada, dan mengikuti langkah-langkah keamanan yang tepat untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan Anda.

BACA JUGA : Apakah Kerja Paruh Waktu Shopee Penipuan? Awas Hoaxs

Modus-Modus Penipuan

Ada beberapa modus operandi yang umum digunakan dalam penipuan phishing, antara lain:

  1. Email palsu: Penjahat cyber mengirimkan email palsu yang terlihat seperti berasal dari perusahaan atau organisasi terpercaya, seperti bank atau layanan email. Email tersebut berisi tautan atau lampiran yang mengarah ke situs web palsu yang dirancang untuk mencuri informasi pribadi korban.
  2. Aplikasi Palsu: Hacker akan berpura-pura sebagai karyawan dari suatu instansi terkati, seperti Kurir, Staf Perbankan hingga Customer dengan dalih mengecek resi atau verifikasi data dan mengirimkan sebuah file yang harus diinstal di smartphone milik Anda. Namun, sebenarnya hacker memberikan sebuah aplikasi “palsu” buatan mereka agar Anda mau mengisi data Anda di aplikasi palsu tersebut secara sukarela. Dan nantinya, akses akun sosial media atau perbankan Anda akan dicuri selamanya.
  3. Situs web palsu: Phisher menciptakan situs web palsu yang mirip dengan situs web asli dari perusahaan atau organisasi terkenal, seperti bank atau situs e-commerce. Mereka menggunakan taktik ini untuk memancing korban agar memasukkan informasi pribadi mereka, seperti nomor kartu kredit atau kata sandi.
  4. Pesan teks palsu: Penjahat cyber juga dapat mengirimkan pesan teks palsu yang terlihat seperti berasal dari perusahaan atau organisasi terpercaya. Pesan tersebut bisa berisi tautan yang mengarah ke situs web palsu atau permintaan untuk memberikan informasi pribadi.
  5. Telepon palsu: Beberapa penjahat cyber bahkan menggunakan panggilan telepon palsu untuk meminta informasi pribadi atau menyamar sebagai perwakilan perusahaan terpercaya. Mereka dapat menggunakan teknik manipulasi psikologis untuk memancing korban agar memberikan informasi sensitif.
  6. Phishing melalui media sosial: Penjahat cyber juga dapat menggunakan media sosial untuk melakukan penipuan phishing. Mereka dapat menciptakan akun palsu yang mirip dengan akun resmi perusahaan atau individu terkenal untuk meminta informasi pribadi atau mengirimkan tautan berbahaya.

Penting untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap semua bentuk komunikasi online yang mencurigakan. Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau login ke akun Anda melalui tautan atau pesan yang tidak diinisiasi sendiri. Verifikasi keaslian pesan atau panggilan dengan menghubungi perusahaan atau organisasi terkait melalui saluran komunikasi resmi mereka.

Cara Membedakan Phising Atau Bukan

Ada beberapa cara untuk membedakan pesan phishing dan bukan phishing:

  1. Periksa alamat pengirim: Perhatikan alamat email pengirim. Phisher sering menggunakan alamat email palsu atau yang terlihat mirip dengan perusahaan yang asli. Jika Anda ragu dengan alamat pengirim, lebih baik melakukan verifikasi lebih lanjut dengan perusahaan atau organisasi yang terkait.
  2. Perhatikan tautan atau URL: Jangan mengklik tautan yang mencurigakan atau tidak dikenal. Phisher sering menggunakan tautan palsu yang terlihat mirip dengan situs web asli. Anda dapat memeriksa tautan dengan mengarahkan kursor mouse ke atasnya tanpa mengkliknya untuk melihat URL yang sebenarnya. Jika URL terlihat mencurigakan atau tidak sesuai dengan perusahaan yang diklaim, jangan mengkliknya.
  3. Perhatikan tanda-tanda kecurigaan: Pesan phising seringkali memiliki tanda-tanda kecurigaan, seperti tata bahasa yang buruk, kesalahan ejaan, atau permintaan mendesak untuk tindakan segera. Perusahaan yang sah tidak akan meminta Anda untuk memberikan informasi pribadi melalui email atau pesan yang tidak biasa atau mencurigakan.
  4. Verifikasi langsung dengan perusahaan: Jika Anda merasa ada yang mencurigakan, lebih baik langsung menghubungi perusahaan atau organisasi yang terkait melalui saluran komunikasi resmi mereka, seperti nomor telepon atau situs web resmi. Tanyakan apakah pesan yang Anda terima adalah benar-benar dari mereka atau apakah ada masalah keamanan yang perlu diwaspadai.
  5. Gunakan kecerdasan dan naluri: Terkadang, insting dan naluri kita dapat membantu membedakan pesan phising. Jika sesuatu terasa tidak benar atau mencurigakan, lebih baik berhati-hati dan tidak memberikan informasi pribadi tanpa verifikasi yang jelas.

Selalu ingat, lebih baik mencegah daripada menghadapi konsekuensi yang merugikan akibat penipuan phising.

Jika Anda Terlanjur Menjadi Korban Phising

Apabila Anda menjadi salah satu korban penipuan atau phising, mohon untuk mengikuti langkah-langkah berikut ini :

  1. Minta Pemnblokiran Akun Perbankan/E-Money Anda Segera!
  2. Ganti kata sandi: Jika Anda memberikan informasi login atau kata sandi Anda kepada penipu, segera ganti kata sandi akun yang terkena dampak. Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda dari yang sebelumnya. Jika Anda menggunakan kata sandi yang sama untuk akun lain, pastikan untuk mengubah kata sandi di akun-akun tersebut juga.
  3. Laporkan ke pihak berwenang: Laporkan penipuan phishing kepada pihak berwenang, seperti Kantor Bank atau Sosial Media terkait. Berikan informasi yang relevan dan bukti yang Anda miliki untuk membantu penyelidikan.
  4. Hubungi Customer Service: Apabila Anda mengalami kejadian akun dihack, baik akun Sosial Media atau Akun Perbankan Anda, segera hubungi CS dari pihak terkait. Ingatlah bahwa kecepatan tindakan sangat penting setelah terkena penipuan phishing. Semakin cepat Anda mengambil langkah-langkah yang tepat, semakin besar peluang Anda untuk membatasi kerugian dan melindungi informasi pribadi Anda.
  5. Beri tahu perusahaan atau organisasi terkait: Jika Anda terkena penipuan phising yang melibatkan perusahaan atau organisasi tertentu, segera hubungi mereka untuk memberi tahu tentang kejadian tersebut. Ajukan pemblokiran dan bila perlu datang langsung ke tempat atau instansi yang terkait.
  6. Hubungi pihak berwenang apabila dibutuhkan seperti Kepolisian atau Unit Pengaduan Kepolisian Cyber Crime.

Apabila Anda sedang mengurusi laporan pemberkasan kepada pihak terkait, ada baiknya untuk menghubungi kerabat atau customer setia baik itu membuat pengumuman di sosial media maupun secara pribadi bahwa Anda sedang mengalami masalah atau kendala dan butuh waktu beberapa saat untuk mengurus segalanya.

Jangan biarkan mereka bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi dengan bisnis Anda, karena bisa jadi mereka akan memiliki respon yang kurang baik jika mereka tidak mendapatkan kejelasan atau informasi ketika Anda menghilang dari sosial media padahal Anda sedang sibuk mengurusi berkas-berkas.

Kesimpulan

Seiring perkambangan sosial media membuat kita harus lebih waspada. Banyaknya kasus penipuan yang terjadi di tengah masyarakat tentunya harus menyadarkan kita bahwa tidak semua orang itu baik di sosial media. Mencegah akan selalu lebih baik daripada mengobati. Jangan biarkan korban bertambah terus menerus, biasakan untuk selalu melakukan pengecekan terhadap siapa yang sedang berinteraksi dengan kita.

Dengan adanya artikel dari Pintar Peluang, kami berharap agar selalu dapat memberikan konten berkualitas dan inovasi terbaik untuk para pembaca. Meminimalisir kejahatan cycber tentunya bisa kita lakukan mulai dari diri sendiri dan juga keluarga. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan membantu Anda dan keluarga terdekat!

BACA JUGA : Decoy Effect: Strategi Harga Minuman Starbuck yang Bisa Menghipnotis Konsumen

Bisnis Kue Kering Rumahan